Resto "Malaysia Seafood"
Lagi-lagi, dasar nasib pengusaha wira-wiriswasta kelas kirik sehingga sabtu siang masih harus bekerja banting tulang memenuhi pesanan klien yang harus selesai hari senin pagi. Sedikit memenuhi kebutuhan hiburan akan wik-en akhirnya saya mengajak serta istri dan anak sulung saya yang berumur 4 tahun kurang untuk wira-wiri ke supplier.
Hujan mulai deras ketika mobil kami melewati Jl Lengkong Besar, ketika pandangan tertangkap pada sebuah spanduk di kiri jalan yang berbunyi "Resto Malaysia, Seafood ala Malaysia". Ya, sebuah rumah makan, tepatnya ruko makan baru. Bukan judul, juga bukan tampilan atau ke'baru'annya yang menarik, tetapi sosok tinggi, gendut, bermata sipit dan bercelemek masak yang terlihat 'tenguk-tenguk' di teras rukonya. Yakin, orang itu pasti kokinya. Dengan sosok koki yang gendut tadi, entah kenapa saya kembali yakin bahwa masakannya pasti layak dicoba, selain karena pula judul 'Malaysia' yang mengundang ingin tahu. Segera saya katakan pada istri saya, "Setelah belanja kita makan disana!"
Lebih kurang sejam kemudian mobil kami telah parkir tepat di depan pintu ruko tersebut. Tampak dari luar dari sekitar 8 meja hanya 1 meja yang terisi. Koki gendut penangkap pandangan tadi masih 'tenguk-tenguk' di luar, mungkin tugasnya memasak untuk meja yang terisi tadi sudah selesai. Hujan masih deras ketika koki gendut justru keluar membawa payung terbuka dan menjemput kami ke mobil!!
Dengan dapur terbuka yang berada di bagian depan ruko, terlihat bahwa memang koki gendut tersebutlah satu-satunya juru masak disana, seorang perempuan muda terlihat membantu menyiapkan bahan-bahan. Saat itu tampak tengah mengupas bawang putih. Menu datang dan kami segera melihat-lihat. Koki gendut datang menghampiri meja kami. Ia menawarkan menu ikan kakap goreng ala Malaysia. Mmm... pass! Saya benci ikan. Kami lebih pilih udang atau cumi kata saya. Saya pun bertanya tentang apa itu 'ala Malaysia'. Koki gendut menjawab agak terbata, "ada souce...". Weh!! Koki impor pula!! tidak lancar berbahasa Indonesia. Genuine Jiran! Saya makin bersemangat.
Setelah berdiskusi dengan istri, kami khawatir menu udang akan mengotori tangan apabila harus mengupas, bukannya malas tetapi karena khawatir sulit memegang anak kami dengan tangan berlumur bumbu makanan. Akhirnya kami memilih "Cumi goreng bumbu ala Malaysia" yang sebetulnya tidak tercantum di menu. Customized karena yang tercantum untuk bumbu Malaysia hanya untuk udang, ikan, ayam dan oyster. Koki gendut pun tak masalah. Menu berikutnya adalah ayam goreng mentega. Cari aman agar anak kami yang alergi sensitif bisa ikut makan. Lagi-lagi customized karena kami meminta ayamnya terlebih dahulu digoreng (salut) tepung sebelum dimasak goreng mentega. Terakhir untuk sayur kami minta saran koki gendut. Sambil membuka menu di hadapan saya ia menunjuk "kangkung crispy ala Malaysia" sambil berkata, "crispy! banyak orang makan!". "OK!!".
Oya semua menu di golongkan kembali pada ukuran S, M dan L untuk kecil, sedang dan besar porsinya. Semua yang kami pesan dalam ukuran S. Nasi 3 piring. Jeruk hangat, hot lemon tea, dan teh manis panas untuk minumnya. Komplimen teh pahit panas pun dihidangkan.
Tak lebih dari 15 menit ketika semua menu telah terhidang.
Cumi goreng bumbu Malaysia. Ketika datang, tampak dan aromanya seperti bumbu masak kecap chinese food. Bumbu kehitaman kental dan potongan-potongan cabai serta onion. Ambil 1 potong dan bumbunya. Tanpa nasi. Kesan pertama, dominasi rasa manis gurih, mungkin dari kecap manis dan sayup oyster sauce. Sepertinya juga ada rasa asam. Cuminya segar dengan aromanya yang khas dan tidak overcooked. 'Nyakrek' (lembut kenyal tetapi tidak melawan ketika dipotong dengan gigi). Yang mengejutkan saya adalah keluarnya aroma kari yang lembut serta 'panas' dari bumbu yang muncul belakangan di lidah belakang. Cukup enak tetapi entah mengapa kesan terakhir justru rasa kecap manis yang terlalu kuat agak terasa mengganggu. Ketika digabung disantap dengan nasi, dominasi rasa manis gurih lebih berkurang dan semuanya jadi seimbang. Pas! Price/Performance ~1.
Kangkung crispy ala Malaysia. Tampak sangat menggoda. Stake up dengan kangkung dan telur puyuh digoreng kering (tampak crispy) salut maizena lalu disiram dengan udang dan cumi masak kuah (ala Malaysia tadi). Kuahnya 'nyemek' kekuningan dan tampak potongan-potongan besar bawang putih. Pula tampak bumbu-bumbu 'pasir' yang saya curigai sebagai penyumbang rasa kari. Benar saja, kangkung terasa renyah di mulut tanpa kehilangan 'bitter' khas kangkung. Bumbunya terasa lembut dengan dominasi rasa gurih kari dan bawang putih. Pas!. Lagi-lagi udang dan cuminya segar serta tidak overcooked. 'Nyakrek' total! Excellent! Price/Performance <1.
Ayam goreng mentega (customized dengan salut tepung). Tampak biasa-biasa sehingga tidak tertarik untuk memotret. Rasa juga tidak terlalu istimewa. Bumbu lagi-lagi didominasi manis dan gurihnya kecap manis sehingga lebih layak disebut masak kecap. Entah kenapa anak kami pun tidak mau memakannya. Sehingga hanya saya ambil 1 potong lalu selebihnya kami bungkus. Mungkin karena salut tepungnya yang menyebabkan bumbu tidak terlalu meresap ke daging. Hambar. Entah juga apabila tidak dimasak salut tepung. Price/Performance >>1
Overall pengalaman baru dengan bumbu ala Malaysia yang menurut saya gado-gado dari chinese food dan melayu (kari lembut) cukup memuaskan. Dipastikan untuk akan kembali datang di lain waktu. Koki gendut melepas kami hingga teras dan tentunya saya puji kangkung crispynya. Total kerusakan Rp.87.500,-. Overall price/performance >1, sedikit 'over valued' akibat ayam goreng menteganya.
nice food, friendly cook!
::Resto 'Malaysia' Seafood, Jl Lengkong Besar No. 51B, Bandung.
Hujan mulai deras ketika mobil kami melewati Jl Lengkong Besar, ketika pandangan tertangkap pada sebuah spanduk di kiri jalan yang berbunyi "Resto Malaysia, Seafood ala Malaysia". Ya, sebuah rumah makan, tepatnya ruko makan baru. Bukan judul, juga bukan tampilan atau ke'baru'annya yang menarik, tetapi sosok tinggi, gendut, bermata sipit dan bercelemek masak yang terlihat 'tenguk-tenguk' di teras rukonya. Yakin, orang itu pasti kokinya. Dengan sosok koki yang gendut tadi, entah kenapa saya kembali yakin bahwa masakannya pasti layak dicoba, selain karena pula judul 'Malaysia' yang mengundang ingin tahu. Segera saya katakan pada istri saya, "Setelah belanja kita makan disana!"
Lebih kurang sejam kemudian mobil kami telah parkir tepat di depan pintu ruko tersebut. Tampak dari luar dari sekitar 8 meja hanya 1 meja yang terisi. Koki gendut penangkap pandangan tadi masih 'tenguk-tenguk' di luar, mungkin tugasnya memasak untuk meja yang terisi tadi sudah selesai. Hujan masih deras ketika koki gendut justru keluar membawa payung terbuka dan menjemput kami ke mobil!!
Dengan dapur terbuka yang berada di bagian depan ruko, terlihat bahwa memang koki gendut tersebutlah satu-satunya juru masak disana, seorang perempuan muda terlihat membantu menyiapkan bahan-bahan. Saat itu tampak tengah mengupas bawang putih. Menu datang dan kami segera melihat-lihat. Koki gendut datang menghampiri meja kami. Ia menawarkan menu ikan kakap goreng ala Malaysia. Mmm... pass! Saya benci ikan. Kami lebih pilih udang atau cumi kata saya. Saya pun bertanya tentang apa itu 'ala Malaysia'. Koki gendut menjawab agak terbata, "ada souce...". Weh!! Koki impor pula!! tidak lancar berbahasa Indonesia. Genuine Jiran! Saya makin bersemangat.
Setelah berdiskusi dengan istri, kami khawatir menu udang akan mengotori tangan apabila harus mengupas, bukannya malas tetapi karena khawatir sulit memegang anak kami dengan tangan berlumur bumbu makanan. Akhirnya kami memilih "Cumi goreng bumbu ala Malaysia" yang sebetulnya tidak tercantum di menu. Customized karena yang tercantum untuk bumbu Malaysia hanya untuk udang, ikan, ayam dan oyster. Koki gendut pun tak masalah. Menu berikutnya adalah ayam goreng mentega. Cari aman agar anak kami yang alergi sensitif bisa ikut makan. Lagi-lagi customized karena kami meminta ayamnya terlebih dahulu digoreng (salut) tepung sebelum dimasak goreng mentega. Terakhir untuk sayur kami minta saran koki gendut. Sambil membuka menu di hadapan saya ia menunjuk "kangkung crispy ala Malaysia" sambil berkata, "crispy! banyak orang makan!". "OK!!".
Oya semua menu di golongkan kembali pada ukuran S, M dan L untuk kecil, sedang dan besar porsinya. Semua yang kami pesan dalam ukuran S. Nasi 3 piring. Jeruk hangat, hot lemon tea, dan teh manis panas untuk minumnya. Komplimen teh pahit panas pun dihidangkan.
Tak lebih dari 15 menit ketika semua menu telah terhidang.
Cumi goreng bumbu Malaysia. Ketika datang, tampak dan aromanya seperti bumbu masak kecap chinese food. Bumbu kehitaman kental dan potongan-potongan cabai serta onion. Ambil 1 potong dan bumbunya. Tanpa nasi. Kesan pertama, dominasi rasa manis gurih, mungkin dari kecap manis dan sayup oyster sauce. Sepertinya juga ada rasa asam. Cuminya segar dengan aromanya yang khas dan tidak overcooked. 'Nyakrek' (lembut kenyal tetapi tidak melawan ketika dipotong dengan gigi). Yang mengejutkan saya adalah keluarnya aroma kari yang lembut serta 'panas' dari bumbu yang muncul belakangan di lidah belakang. Cukup enak tetapi entah mengapa kesan terakhir justru rasa kecap manis yang terlalu kuat agak terasa mengganggu. Ketika digabung disantap dengan nasi, dominasi rasa manis gurih lebih berkurang dan semuanya jadi seimbang. Pas! Price/Performance ~1.
Kangkung crispy ala Malaysia. Tampak sangat menggoda. Stake up dengan kangkung dan telur puyuh digoreng kering (tampak crispy) salut maizena lalu disiram dengan udang dan cumi masak kuah (ala Malaysia tadi). Kuahnya 'nyemek' kekuningan dan tampak potongan-potongan besar bawang putih. Pula tampak bumbu-bumbu 'pasir' yang saya curigai sebagai penyumbang rasa kari. Benar saja, kangkung terasa renyah di mulut tanpa kehilangan 'bitter' khas kangkung. Bumbunya terasa lembut dengan dominasi rasa gurih kari dan bawang putih. Pas!. Lagi-lagi udang dan cuminya segar serta tidak overcooked. 'Nyakrek' total! Excellent! Price/Performance <1.
Ayam goreng mentega (customized dengan salut tepung). Tampak biasa-biasa sehingga tidak tertarik untuk memotret. Rasa juga tidak terlalu istimewa. Bumbu lagi-lagi didominasi manis dan gurihnya kecap manis sehingga lebih layak disebut masak kecap. Entah kenapa anak kami pun tidak mau memakannya. Sehingga hanya saya ambil 1 potong lalu selebihnya kami bungkus. Mungkin karena salut tepungnya yang menyebabkan bumbu tidak terlalu meresap ke daging. Hambar. Entah juga apabila tidak dimasak salut tepung. Price/Performance >>1
Overall pengalaman baru dengan bumbu ala Malaysia yang menurut saya gado-gado dari chinese food dan melayu (kari lembut) cukup memuaskan. Dipastikan untuk akan kembali datang di lain waktu. Koki gendut melepas kami hingga teras dan tentunya saya puji kangkung crispynya. Total kerusakan Rp.87.500,-. Overall price/performance >1, sedikit 'over valued' akibat ayam goreng menteganya.
nice food, friendly cook!
::Resto 'Malaysia' Seafood, Jl Lengkong Besar No. 51B, Bandung.
Labels: Mbadog
5 Comments:
Wah jadi "kabita" membaca posting ini, melihat gambarnya juga menggiurkan... coba ah...
Thanks ya.
Berbakat jadi pembawa acara "Kuliner" ... mak nyussss !!
ntar gue coba ahhhh :D
he..he.. sory Bi, barusan anonymous itu gue :)
cobain aja bos... lumayan. Terutama kangkung crispynya. Yang size S cukup buat ber-2. Penasaran udang dan Kepitingnya.
setuju sama Bang Muhlis ... maneh cocok jadi pembawa acara kuliner ... kalo orang liat body mu pasti percaya bahwa ente doyan makan ... hehehe
Post a Comment
<< Home