Konon 'Welcome Drink'
Konon, Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Menurut saya tidak, Tuhan bekerja dengan humoris. Seindah apapun perayaannya atau sepedih apapun tragedinya, semua milik_Nya. Seperti berteka-teki; kompor apa yang malamnya ditaruh di atas pohon? jawabannya adalah "kompor gua". Mau gua taruh mana kek, toh kompor gua ini, gimana gua dong!
OK, kondisinya sebagai berikut; Cadangan moneter likuid lebih kurang dua bulan biaya rumah tangga, belum termasuk pengeluaran jelang lebaran. Tagihan ke pelanggan yang likuid kira-kira dua bulan biaya rumah tangga. Tagihan ke pelanggan yang macet kira-kira enam bulan biaya rumah tangga. Tagihan kartu kredit kira-kira satu bulan biaya rumah tangga. Hutang bahan baku ke supplier kira-kira satu bulan biaya rumah tangga. Bulan depan sudah ditunggu tagihan premi asuransi dan pajak kendaraan tahunan kira-kira satu setengah bulan biaya rumah tangga. Shortly, its a $h|t!
Hari ini, hari pertama puasa. Cek saldo rekening. Lumayan! ada transfer masuk. Dari salah satu pelanggan. Catat dan bawa pulang untuk sesuaikan dengan pencatatan internal. Ada yang aneh, setelah disesuaikan dengan invoice-invoice yang sudah jatuh tempo, ada yang tidak cocok. Setelah diputar-putar dapatlah sebabnya. Ada sebuah invoice salah yang sudah terbit revisinya ikut terbayar oleh pelanggan. Angkanya lumayan, setengah biaya bulanan rumah tangga.
Godaan yang menarik. Untuk sebuah perusahaan besar, pelanggan tersebut memiliki sistem finansial yang rapi, mulai dari purchasing, receiving, hingga accounting yang saling terkait. Adalah sangat aneh apabila sebuah invoice serta revisinya bisa terbayarkan dua kali. Kalaupun terjadi, pasti sudah 'internally legal' tidak akan ketahuan. Segera terpikir bahwa inilah godaan awal, 'welcome drink' bulan puasa. Tinggal kembalikan. Mudah?. Ternyata tidak juga.
Saya teringat bahwa godaan itu bertingkat-tingkat. Konon lagi, lolos yang mudah akan datang yang lebih sulit. Walah!! Andaikata saya dianggap_Nya lolos godaan ini, bagaimana bila datang godaan lain yang lebih irresistable? Bagus bila godaan, bagaimana bila yang datang wujudnya cobaan yang kurang enak? sanggupkah saya? OK ternyata timbul pilihan lain, tidak usah lolos sehingga tidak perlu ada godaan atau cobaan yang lebih berat.
Dislexmastix kalau menurut tetangga saya. Tuhan memang humoris, jauh lebih menyenangkan daripada Tuhan yang gemar menghukum seperti di sinetron-sinetron (konon) agamis itu.
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan.
OK, kondisinya sebagai berikut; Cadangan moneter likuid lebih kurang dua bulan biaya rumah tangga, belum termasuk pengeluaran jelang lebaran. Tagihan ke pelanggan yang likuid kira-kira dua bulan biaya rumah tangga. Tagihan ke pelanggan yang macet kira-kira enam bulan biaya rumah tangga. Tagihan kartu kredit kira-kira satu bulan biaya rumah tangga. Hutang bahan baku ke supplier kira-kira satu bulan biaya rumah tangga. Bulan depan sudah ditunggu tagihan premi asuransi dan pajak kendaraan tahunan kira-kira satu setengah bulan biaya rumah tangga. Shortly, its a $h|t!
Hari ini, hari pertama puasa. Cek saldo rekening. Lumayan! ada transfer masuk. Dari salah satu pelanggan. Catat dan bawa pulang untuk sesuaikan dengan pencatatan internal. Ada yang aneh, setelah disesuaikan dengan invoice-invoice yang sudah jatuh tempo, ada yang tidak cocok. Setelah diputar-putar dapatlah sebabnya. Ada sebuah invoice salah yang sudah terbit revisinya ikut terbayar oleh pelanggan. Angkanya lumayan, setengah biaya bulanan rumah tangga.
Godaan yang menarik. Untuk sebuah perusahaan besar, pelanggan tersebut memiliki sistem finansial yang rapi, mulai dari purchasing, receiving, hingga accounting yang saling terkait. Adalah sangat aneh apabila sebuah invoice serta revisinya bisa terbayarkan dua kali. Kalaupun terjadi, pasti sudah 'internally legal' tidak akan ketahuan. Segera terpikir bahwa inilah godaan awal, 'welcome drink' bulan puasa. Tinggal kembalikan. Mudah?. Ternyata tidak juga.
Saya teringat bahwa godaan itu bertingkat-tingkat. Konon lagi, lolos yang mudah akan datang yang lebih sulit. Walah!! Andaikata saya dianggap_Nya lolos godaan ini, bagaimana bila datang godaan lain yang lebih irresistable? Bagus bila godaan, bagaimana bila yang datang wujudnya cobaan yang kurang enak? sanggupkah saya? OK ternyata timbul pilihan lain, tidak usah lolos sehingga tidak perlu ada godaan atau cobaan yang lebih berat.
Dislexmastix kalau menurut tetangga saya. Tuhan memang humoris, jauh lebih menyenangkan daripada Tuhan yang gemar menghukum seperti di sinetron-sinetron (konon) agamis itu.
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan.
1 Comments:
" ...OK ternyata timbul pilihan lain, tidak usah lolos sehingga tidak perlu ada godaan atau cobaan yang lebih berat."
Iya, ntar bukan cobaan lagi. Udah BENERAN ... ha...ha....
Jadi kesimpulannya apa nih akhirnya?
Post a Comment
<< Home