Friday, November 09, 2007

Antara Oprah W. dan Bondan W.

Membahagiakan orang lain bisa jadi merupakan salah satu keinginan fitrah manusia. Buat maniak Metro-TV, ada beberapa acara impor di sana yang mengeksploitasi fitrah ini. Ada "Three Wishes" dan most episode dari acaranya Oprah Winfrey.

Tema dan cara 'pembahagiaan' ini sama, memberikan sesuatu atau mewujudkan sesuatu. Hanya saja, tidak pernah tidak, butuh biaya besar. Mulai dari merubah total interior-eksterior sebuah rumah atau malah membangunkan rumah dari nol, dan spectacularly merubah stadion football milik sebuah hi-school menjadi setara dengan kualitas stadion klub sepakbola ala Amerika. Tidak bicara angka ribuan dolar saja, bahkan sampai ratusan ribu malah mungkin juta dolar.
Acara selalu ditutup rona bahagia, air mata dan ucapan-ucapan terima kasih serta penghargaan.

Sebetulnya ada yang 'garing', karena thats it. Bagaimana selanjutnya? Apa yang terjadi pada orang bahagia itu? Bagaimana nasib orang lain yang memiliki penderitaan serupa dengan orang yang 'dibahagiakan' pada episode tersebut? Tanyakan saja pada tribute rolling text di akhir acara.


Siapa tak kenal 'Wisata Kuliner' di Trans-TV? Acara yang kemudian diekori belasan acara serupa di berbagai stasiun televisi. Belum terhitung puluhan lainnya di berbagai media cetak. Sangat menyenangkan untuk tahu sebuah spot kuliner baru di kota sendiri. Sebaliknya sangat tidak menyenangkan apabila spot kuliner favorit masuk liputan. Mengapa? Karena kunjungan ke spot kuliner tersebut di hari-hari berikutnya berarti antrian panjang atau kehabisan produk.

Lalu apa hubungan Bondan Winarno, pria paruh baya setengah botak host acara 'Wisata Kuliner' tersebut dengan acara Oprah W. atau 'Three Wishes' atau acara 'pembahagiaan' lain? Sadar tidak sadar, sengaja tidak sengaja, yang tidak berbahagia akibat liputan 'Wisata Kuliner' tadi hanyalah para pelanggan lama spot kuliner yang terpaksa bertemu menu baru 'antri' atau tidak kebagian menu favoritnya. Selain itu, semua bahagia.

Di sebuah gerai lotek kecil dalam gang di bilangan Pasirkaliki-Bandung, suatu pagi beberapa hari setelah liputan tempat tersebut ditayangkan, tampak begitu banyak orang berbahagia. Tentunya dimulai dari penjual berbahagia yang berkeringat serta berceloteh melayani pertanyaan para pelanggan baru dan kemudian tentunya lagi pelanggan baru yang mengangguk-angguk meng-iya-kan kenikmatan yang dikabarkan tayangan acara. Belum selesai sampai disitu, supplier sayur mayur dan 'peuyeum' datang dengan berikat-ikat bawaan serta wajah berseri walaupun terlihat lelah mengangkat bawaan dari ujung gang di tepi jalan sana. Tak lama mangkal pula pedagang keliling bergerombol di muka gerai, mulai dari jajanan cemilan hingga mainan anak kelas bawah. Tak sedikit pengunjung gerai lotek yang berhenti sejenak membeli sesuatu dari para pedagang mangkal tadi sebelum berlalu. Hitung juga pengemis yang menanti di luar pagar gerai atau tukang parkir di jalan tepat ujung keluar gang.

Bolehlah menjamin, kebahagiaan mereka pasti berlanjut selama gerai lotek itu bisa bertahan kualitas produknya. Kalau boleh lagi berhitung, kebahagiaan continuable ini tidak butuh ribuan atau ratusan ribu bahkan jutaan dolar Bush macam acara impor tadi.


Akhir tulis, tetap sehat! tetap semangat! untuk bisa jalan-jalan dan makan-makan!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home