Menlu AS
Lagi-lagi dari TV... Malam ini, gua terbengong-bengong, terpesona, ternganga, tersirep, ter... apalah yang sama artinya, pas nonton dialog Menlu AS Collin Powell / C.P. dengan mahasiswa Indonesia. Kalo biasanya cuma lihat sepotong di TV atau risalah berita di media cetak tentang daya verbal orang-orang ini, kali ini dalam waktu lama gua bisa lihat dan gua bener-bener kagum sama kecakapan jajaran pemimpin AS. Ngomongnya edan*... bener-bener gila*!!! kontrol sempurna atas pikiran dan emosi yang berujung ke kontrol verbal yang sangat edan* sempurna.
Yang paling edan*, gila*, anjiiirrrrrrr*, dengan gaya duduk santai tanpa bersandar di 'dingklik'/'jojodog' tinggi, kaki kanan selonjor ke depan, kaki kiri melipat ke salah satu balok kaki kursi, tangan sedikit bergerak, sambil memandang lurus ke audience, air muka sempurna, beliau dengan soft tapi dengan keyakinan yang sangat sempurna pula menjawab "...we don't want their oils..." ketika ditanya berkaitan posisi AS dengan tindakan-tindakan politik luar negeri di timur tengah. Gua semangap-mangapnya hanya bisa berbisik lirih "Anjisssss....." dengan kekaguman luar biasa.
Belum yang kecil-kecil, misalnya ketika ditanya tentang standar ganda ketika AS mengalokasi jutaan dolar bagi beasiswa mahasiswa muslim sementara begitu sulitnya bagi mahasiswa muslim memasuki AS, jawabannya "...We will suffer if you don't want to come to learn our culture..."
Berbohong yang sempurna!! Edan*!! Gila*!! Untungnya TV swasta kita tampaknya tidak 'buta'. Setiap jawaban ditutup dengan komentar dan screen yang menghadirkan kenyataan, misal ketika C.P. bilang "...Mr. President have no intention to attack or invade north korea..." screen berikutnya menghadirkan kenyataan bahwa Beloved Mr. Bush pernah bilang bahwa Korut adalah salah satu negara "Axis of Evil".
Bila dibandingkan, segera gua jadi sedih mengingat calon-calon pemimpin kita, ambil contoh pas (ceritanya mau) debat di TVRI yang disponsori KPU, Mr. Wir yang berubah banget air mukanya ketika menjawab pertanyaan berkaitan HAM, Mr. HamHaz yang bengang bengong ketika ditanya pemberdayaan wanita (dalam pikirannya sebetulnya sudah mau jawab bahwa poligami termasuk pemberdayaan wanita), Mrs Meg yang cuma bisa baca notes, Mr. Amin yang malah sibuk bersitegang tentang waktu bicaranya yang terus menerus dipotong moderator, Atau Mr. Surabaya yang sibuk berdeklamasi dengan gerakan tangan seperti waktu kita SD menyanyi "...alam permai membentang, sawah ladang menghijau...". Pokoknya nggak ada gila*-gila*nya sedikitpun! (walaupun (katanya) kualitas daya komunikasi tidak menggambarkan kemampuan memimpin seseorang)
Tak lama kemudian gua senang dan riang-ria kembali, mengingat hanya punya "better than worst", gua jadi inget bahwa gua lebih senang Indonesia tetap gini-gini aja, kacaw-kacaw gimana gitulah... rasanya kok gua pribadi malah bisa survive dengan kondisi begini. Keinginan gua tampaknya terkabul.
Pas acara berakhir, pindah SCTV... eh ada acara "Nah Ini Dia" favorit gua, jangan lupa tiap Senin sampai Rabu di SCTV jam 24.00. Ceritanya simpel, tentang dukun palsu. Pesan moralnya, "jangan percaya sama dukun-dukunan, tetap inget dan minta sama yang Di Atas". Hati langsung sejuk. Lagi-lagi selain tidak 'buta' ternyata TV swasta kita bisa memberikan hiburan yang "cocok dengan selera kita-kita"
Ternyata emang "bule" (walaupun C.P. nggak bule, tapi anggap aja bule, kan impor) yang kepake di negaranya emang Edan* nggak kaya yang ada disini yang cuma sampah dan celakanya kita kagumi dengan kiprahnya jadi tukang parkir di kedutaan serta sebentar lagi akan lebih kita kagumi lagi dengan kiprah mereka di acara "Bul-Gil, Bule Gila" di Trans TV kalo gak salah, mulai awal Juli ini.
Ket * = kata-kata yang menggambarkan kekaguman yang sangat hebat dan luar biasa, sayangnya belum tertampung dalam kosa kata bahasa Indonesia.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home