Sunday, December 03, 2006

Indonesia Kumplit

Saya merenungi artikel ini semalaman. Dalam skala lain, kondisi lain, dan waktu lain pula, siapa saja bisa menjadi obyek-obyek yang tercantum. Ini Indonesia banget! Selengkap-lengkapnya menggambarkan (apa yang dilakoni manusia-manusia) Indonesia. Semua karakter dan peran tokohnya begitu kuat (dan nyata tentunya), saya ulangi, semua tokohnya! Bahkan artikelnya sendiri yang entah dibuat sebagai berita atau advertorial. Baru kali ini kata-kata lebih berarti dari ribuan foto atau cuplikan video di televisi. May God forgive us.

Dikutip dari Harian 'Pikiran Rakyat', harian lokal Bandung-Jawa Barat. Terbitan Kamis, 19 Oktober 2006. Halaman 10, kolom 6. Online di Website Pikiran Rakyat.

==
Ditangkap Gara-gara CCTV

GARA-GARA terekam kamera pengintai, Sule (30) terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian. Warga Cijenuk Kab. Bandung itu, disangka mencuri sepeda balap milik David Antonius Daliman, warga Tatar Wangsakerta Kota Baru Parahyangan Kec. Padalarang Kab. Bandung. Ia ditangkap di kediamannya, Selasa (17/10) pukul 13.00 WIB.

Ceritanya, Antonius melaporkan ihwal pencurian tersebut kepada petugas keamanan setempat, Senin (16/10) pukul 15.00 WIB. Laporan itu diteruskan ke Mapolsek Padalarang, kemudian Mapolresta Cimahi. ”Kebetulan, sejak sebulan lalu, kita sudah menggunakan CCTV (closed-circuit television - red.). Karenanya, kita langsung menelusuri rekaman pada perkiraan saat kejadian,” ungkap Restu Mahesa, Security Manager Kota Baru Parahyangan, kepada wartawan, Rabu (18/10).

Tak lama, wajah Sule muncul di layar kamera pemantau itu. Tercatat, ia memasuki Tatar Wangsakerta pukul 6.35 WIB, cuma berbekal tas punggung. Tetapi, saat keluar pukul 7.13 WIB, ia menuntun sepeda balap. ”Rekaman itulah yang kita serahkan kepada polisi. Setelah penyelidikan, ternyata, mengarah kepada dia, buruh bangunan yang diberhentikan, beberapa waktu lalu,” tuturnya.

Di tempat terpisah, tersangka Sule mengaku khilaf. Perbuatan itu terpaksa dilakukannya untuk menghidupi anak dan istrinya di kampung. Sebelum pulang, Senin (16/10), sepeda itu ia jual Rp 100.000,00 kepada seorang pedagang di Kota Cimahi. ”Betul, Pak. Saya benar-benar terpaksa melakukan perbuatan tersebut,” katanya.

Kepada polisi, Sule menuturkan, hari itu sebenarnya, ia berniat mencari kerja. Lalu, ia mendatangi Asep, warga Kp. Sudimampir Desa Kertajaya Kec. Padalarang, bekas mandornya di perumahan tersebut. ”Saya katakan, apakah sudah ada pekerjaan buat saya? Pak Asep jawab, belum. Lalu, saya minta izin untuk mengambil peralatan saya di rumah yang sedang direnovasi. Niat mencuri muncul ketika saya melihat sepeda di rumah seberang,” ujar Sule.

Restu mengatakan, penggunaan kamera pemantau merupakan bagian dari road map security. Apalagi, faktor keamanan merupakan hal penting buat para penghuni. ”Sebagai bukti, kasus pencurian ini bisa segera terungkap,” demikian Restu Mahesa. (Hazmirullah/”PR”)***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home