Sunday, December 03, 2006

Sial

Hari-hari belakangan makin mudah saja mencari orang yang merasa menjadi orang tersial di dunia. "Sial" dalam artian dapat musibah konyol yang seharusnya tidak terjadi atau di luar perhitungan resiko. Bagi sementara orang, sudah cukup sial bila sedang mengemudi mobil lalu terhenti di perempatan berlampu merah lengkap dengan aksesori 'figur tidak pasti'. Bila receh seratus rupiah tidak tersedia, rasanya atap kabin mobil dan dunia akan runtuh menimpa kepala. Bila 'plus-plos', sosok ini cepat berlalu cukup dengan sedikit lambaian tanda menolak. Sial sedikit bila lambaian tolakan dibalas 'monyongan' bibir menor atau sedikit umpatan sambil berlalu. Sial menengah apabila lambaian tolakan tidak ditanggapi dan figur 'tidak pasti' ini terus saja bergoyang sambil berdendang sementara pirsawan pura-pura acuh padahal kisruh berpikir bagaimana memperoleh recehan.

Sebesar-besarnya sial adalah ketika recehnya ada dan sudah diberikan (jendela mobil terbuka), sang 'tidak jelas' bukannya segera enyah tapi malah membuka percakapan:
"Aih bodinya gedong, pasti pestolnya juga gedong! dienakin yuk?"
..."Ogah! doyannya yang asli!"
"Eh biar palsu enaknya sama getho lowh!"
...(speechless)
(tetap di samping luar jendela dengan wajah 'menantang')
...(Anjing ni lampu merah gak ijo-ijo!!)

Kaum tersial hari-hari ini adalah para penjaja bakso atau disebut tukang baso saja. 'Pars pro toto' pada kisah mas Otong, tukang baso di bilangan daerah Sangkuriang di Bandung;

Jajan 1:
"Mas, baso, yamin, pedes!"
..."Caos (maksudnya saus tomat merah gak jelas) pake?"
"Dikit aja kaya biasa"
..."Siapa tau nonton TV semalem"
"Kenapa gitu mas?"
..."Ada berita cara mbuat caos ini pake tomat busuk"
"Halah!, TV itu tukang bohong! terasi jelas-jelas barang busuk juga dimakan"
...

Jajan 2:
"Mas, baso, yamin, pedes! gak pake saos!"
..."Mi atau bihun mas?"
"Mana enak yamin bihun?! kaya biasa aja pake mie!"
..."Siapa tau nonton TV semalem"
"Kenapa lagi gitu mas?"
..."Ada berita cara mbuat mie basah ini pake 'promalin' yang buat mayat"
"Halah!, TV itu tukang bohong! rokok jelas-jelas lebih beracun juga diisep"
...

Jajan 3:
"Mas, baso, kuah, pedes! gak pake mi basah! gak pake saos!
..."Ada mi kering mau?, tapi direbus dulu"
"Ah lama! Laper!"
..."Ba'soku ini daging asli lho!"
"Lha yang kemaren-kemaren emang apa? karet sandal?"
..."Siapa tau nonton TV semalem"
"Kenapa lagi gitu mas?"
..."Ada berita cara mbuat ba'so pake borak sama pake daging tikus"
"Halah, T...(nggak diterusin)"
...

Jajan 4:
"Mas, ..., eh ke bawah dulu ah, buru-buru!"
..."yo!"

Jajan 5:
"..."
...(nggak jualan)

Malamnya di (lagi-lagi) TV ada berita demo tukang baso se-Bandung ke Gedung Sate, gedungnya para wakil rakyat daerah Jawa Barat. Mas Otong yang hitam gendut, sosoknya tidak tampak terselip muncul di layar. Para demowan dan demowati juga terlihat membawa banyak stok baso untuk mendaulat wakil rakyat menyantapnya. Gratis. 'Tumben', walaupun gratis, sampai liputan berakhir, sosok-sosok bersafari tidak ada yang tampak menyantap baso. Hanya tampak bergerombol berbicara menenangkan masa, mungkin dialognya begini;
"Tenang saudara-saudara, kami sebagai wakil anda, akan perjuangkan nasib para tukang baso!"
...(koor ramai-ramai) "Tutup saja TV yang menyiarkan baso tikus itu pak!!"
"Tenang saudara-saudara, semua ada aturannya, kami akan perjuangkan nasib para tukang baso!"
...(koor ramai-ramai) "Buktikan baso kami aman, ayo makan baso sama-sama, biar pada tau baso kami asli!"
"Maaf ehm... saya sudah makan, mungkin rekan dewan saya ini mau mencoba" ('ngoper' mic) ...
"Maaf ehm... saya juga barusan makan, mungkin rekan dewan saya ini mau mencoba" ('ngoper' mic) ...
"Maaf ehm... saya baru aja makan baso, mungkin rekan dewan saya ini mau mencoba" ('ngoper' mic) ...
"Maaf ehm... saya ju... anu... asam urat, mungkin rekan dewan saya ini mau mencoba" ('ngoper' mic) ...
"Maaf ehm... saya pegetariyat, mungkin rekan dewan saya ini mau mencoba" ('ngoper' mic) ...
"Maaf ehm... saya dari kecil dilarang ibu jajan, mungkin rekan dewan saya ini mau mencoba" ('ngoper' mic) ...
"Maaf ehm... saya... saya... ba..ba...tu...werrrr...tuuiiiiit!!!... (nggak ada lagi yang bisa di'oper'in mic)

...(Lampu masih merah)
"Gimana bang, kok diyem aja sih? dienakin di mobil juga bisa kok, yuu?"
...(pencet-pencet radio, pokoknya sibuk)
(tetap di samping jendela dengan wajah masih juga merangsang)
...(IJO!!! dan yakin mobil bisa maju lancar, wajah menjulur keluar jendela) :"BANCI SIALaaan!!"
(kiss bye) "mmmuuaaahh!!"

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

hahahhahaha ;D
cool!

3:39 PM  

Post a Comment

<< Home