Sunday, December 03, 2006

Menjadi Pekerja Itu Nikmat

Konsep bekerja dan punya atasan adalah sesuatu yang sangat jauh dari pikiran. Sampai suatu hari seorang teman menghubungi dan menawarkan sebuah pekerjaan pada perusahaannya. Posisi cukup mentereng yang membanggakan untuk tercantum pada kartu nama, perusahaan yang reputable di bidangnya dan bidang yang tidak asing. Bukan melulu hal-hal di atas yang menyebabkan tawaran ini menjadi sangat menarik, tetapi justru karena siapa yang menawarkan. Dari sekian banyak kenalan, teman, kolega dan malah pegawainya sendiri, teman saya tersebut justru menawarkan kepada saya. Sebuah kehormatan besar, mengingat kawan saya ini seseorang yang kompeten, memiliki banyak kelebihan sehingga mampu mencapai posisinya saat ini. Rasanya seperti di-rating A + oleh sekelas Far Eastern Economic Review. Maybe I am not the first choice at all, but at least I am on the top of the choices.

Tawaran yang merupakan pujian sekaligus tantangan ini saya terima. Dan inilah tiga pengalaman utama sampai akhirnya saya mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut.

Pertama, mungkin sudah masuk angka ribuan kotak untuk jumlah kartu nama yang pernah saya produksi bagi klien-klien usaha printing dan ternyata saya baru tahu persis apa fungsinya dan bagaimana ia digunakan. Mungkin bagi (sedikit) yang belum tahu, ternyata kartu nama bukan sekedar untuk 'data' dengan siapa kita pernah bertemu. Ternyata ia berfungsi sebagai 'pengingat' nama kita ketika terjadi sebuah pertemuan interaktif dengan banyak peserta pertemuan yang setara. Setara dalam artian komunikasi pertemuan terjadi secara horisontal dan multi titik antar peserta. Pada pertemuan yang pernah dilakukan sebelumnya semasa masih bekerja sendiri, komunikasi hanya antar dua titik saja. Saya dan klien, walaupun klien tersebut beberapa orang, tetap hanya ada dua pihak. Ketika bekerja, saya mengalami melakukan pertemuan antara lima pihak sekaligus dengan saling melakukan komunikasi antar pihak untuk satu kepentingan. Voila... saat itulah kartu nama menjadi piranti wajib. Bayangkan, ribuan kotak kartu nama pernah saya produksi sebelumnya dan baru saat itu saya tahu fungsinya.

Kedua, Obedience. Kepatuhan adalah sebuah hal yang sangat asing buat saya. Terhadap orang tua pun apabila dilakukan 'rating of obedience' dari 1-10, nilai saya mungkin hanya 5 atau 6. Tatanan aturan formal terakhir yang saya alami di bidang pendidikan juga jauh dari 'kepatuhan'. Mulai dari SMA terbaik di kota Bandung yang dengan mudah bisa datang dan pulang sekehendak hati, hingga Perguruan Tinggi Teknik terbaik di Indonesia yang sistemnya demikian mudah dilipat dan dimanipulasi. Konsepsi tentang bekerja bagi saya adalah 'kepatuhan absolut yang cerdas', sebagaimana halnya tuntutan saya pada orang yang bekerja pada bidang-bidang usaha yang saya miliki. Menjadi misteri sebelumnya tentang apa yang pekerja-pekerja saya tersebut rasakan dengan konsep bekerja tersebut. Ternyata... it was good and easy. Terhadap berbagai hal, cukup mengamati input, memberi masukan serta action terbaik, and let the boss take the stress, decisions and responsibilities. Bila hasilnya baik, biarkan bos menikmatinya seolah semua atas aksinya toh bila hasilnya buruk ia pula yang menanggung sepenuhnya. Ternyata menjadi pekerja itu nikmat, mudah dan unstressful. Setelah ini tentunya saya akan beri lebih banyak lagi beban bagi orang yang bekerja untuk saya.

Ketiga dan terpenting, I am not as best as I thought before. Sebelumnya saya menganggap apapun bisa saya kerjakan,apapun bisa saya pelajari dalam waktu singkat, apapun yang saya pernah kerjakan telah dikerjakan dengan metode yang terbaik (termasuk cara melipat tatanan aturan formal). Ternyata tidak. Target yang dibebankan oleh perusahaan serta terutama oleh saya sendiri hasilnya gagal total. Apa yang saya pikir terbaik untuk dilakukan tidak menghasilkan hal yang terbaik. So I quit.

Back to my own bussines, banyak perbaikan yang saya lakukan, manajemen waktu, tertib administrasi, bagaimana memperlakukan pekerja (sebagaimana saya ingin diperlakukan sebagai pekerja), bagaimana memperlakukan klien lebih baik lagi dan tentunya bagaimana lebih menghargai kartu nama.

Ada yang lain ingin menawarkan saya bekerja? I have 3 months experience as failed (proposed) sales and marketing coordinator at reputable national scale company.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home