Monday, January 07, 2008

Oseng Lupa Diri

Walaupun penduduk negeri ini banyak yang gemar lupa, nyatanya tak banyak orang yang mudah untuk lupa. Melupakan sesuatu terkadang sama sulit seperti menghapus marker transparansi dengan menggunakan batang penghapus karet yang bila dipaksa malah menggerus kertas hingga koyak.

Cara lain untuk menghindar dari pikiran yang tidak diinginkan selain dengan lupa adalah dengan menutupnya dengan pemikiran lain. Cara ini efektif. Bencana ditutupi bencana. Tragedi ditutupi tragedi. Penderitaan ditutupi penderitaan lain. Di negeri dagelan ontran-ontran jauh lebih mudah. Bencana, tragedi dan penderitaan begitu mudah ditutupi oleh sekedar berita mereka yang sering mengisi layar kaca.

Ketika puluhan orang mati tertimpa bukit gundul yang kayunya tak pernah mereka nikmati atau ketika ribuan orang terusir oleh lumpur sebuah eksplorasi yang bila berhasilpun tak akan mereka nikmati atau ketika ratusan ribu orang tergenang luapan sungai-sungai, mudah tenggelam oleh berita artis tua 'out of date' yang tak mampu melepaskan diri dari amphetamin atau oleh berita perceraian artis dangdut yang sering sengaja memelorotkan kemben penutup payudara dengan seorang artis dangdut melankolis yang dari wajah kemayunya saja sudah tampak jelas homoseksualitasnya.

Bisnis 'melupakan' memang laku benar. Trend bisnis 2008 hingga tahun depan. Jual apapun yang sanggup membuat orang lupa, baik sejenak atau selamanya, dijamin laris manis tanjung kimpul. Mulai dari kartu remi, obat tidur, napza dan tali penggantung leher. Pupur bedak politik yang menghapus bopeng para tokoh akan mulai laku diburu tahun ini. Semua orang harus dibuat lupa.

Tak habis pikir mengapa makanan ini cukup punya banyak penggemar. Setelah mencicipi alasannya menjadi jelas. Siapa sanggup berpikir atau mengingat apapun ketika menikmati hidangan ini. Penderitaan lahir batin. Sekelas dengan ritual menyakiti diri di berbagai agama. Untuk kemudian merasa terbebas. Itulah takdir manusia, menciptakan sendiri masalah mereka untuk kemudian mencari pembebasannya. Makan yang pedas lalu apapun makanannya, minumnya tetap bayar.

Oseng mercon tidak terlalu istimewa selain pedasnya. Dagingnya pun tetelan, selain lemaknya, dagingnya hanya urat yang kurang sedap dikunyah. Kuahnya, lagi-lagi selain pedasnya, tak lebih dari tumisan bawang putih dan bawang merah, ditambah sedikit kecap dan bumbu penyedap. Bukan tidak enak. Jika berani mencoba, cobalah ketika pikiran sedang bergelayut masalah. Ketika menyantap lalu kira-kira 2-3 jam sesudahnya, semua masalah dan pikiran akan hilang. Bila beruntung macam saya, 3-4 hari sesudahnya dapat ekstra panas dalam dan sariawan serta sembelit yang cukup untuk membuat masalah baru. Lagi-lagi dunia sudah punya obatnya; larutan penyegar.

Hanya Rp.9.000,- termasuk nasi dan es teh manis seharga Rp.2.500,- harga yang murah untuk sejenak kita tinggalkan semua beban dunia.

Bakmi Jowo & Oseng Mercon 'Plengkung Gading', Jl.Kalimantan -samping kantor CPM-, Bandung.

1 Comments:

Blogger Andi Muhlis said...

Wah betul sekali saudara ...
kita memang bahkan mencari-cari cara supaya bisa 'lupa' itu. Seperti waktu jaman-jaman harus kumpulkan tugas, deadline. Sibuk bikin kopi, sibuk bikin indomie .. :D

9:56 PM  

Post a Comment

<< Home